Pipeline Engineer Note

Monday, June 9, 2014

Pipe Wall Thickness Calculations (ASME B31.8)

Sebenarnya ada beberapa Formula yang digunakan untuk menghitung Ketebalan Pipa, standard ASME yang biasa digunakan untuk menghitung Ketebalan Pipa adalah sebagai berikut :
  • ANSI/ASME Standard B31.1, Power Piping This standard applies to steam piping systems.
  • ANSI/ASME Standard B31.3, Chemical Plant and Petroleum Refinery Piping. This standard applies to major facilities onshore and offshore worldwide.
  • ANSI/ASME Standard B31.4, Liquid Transportation Systems for Hydrocarbons, Liquid Petroleum Gas, Anhydrous Ammonia, and Alcohols. This standard applies to onshore oil pipeline facilities.
  • ANSI/ASME Standard B31.8, Gas Transmission and Distribution Piping Systems. This standard applies to gas transmission, gathering, and distribution pipelines onshore. 
Untuk pembahasan kali ini, kami akan menggunakan standard ASME B31.8 untuk Gas Facilities.
Setelah menentukan besaran Inside Diameter (ID) pipa, ketebalan pipa harus dihiting. Ada banyak faktor yang mempengaruhi besaran ketebalan pipa, faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
  • Tekanan maksimum dan tekanan operasi
  • Temperatur maksimum dan temperatur operasi
  • Sifat-sifat kimia fluida
  • Kecepatan fluida
  • Material pipa beserta grade nya
  • safety factor
Standard ANSI / ASME B31.8  tidak seketat standar B31.3, tapi lebih ketat daripada standar B13.4. Kode B31.8 sering digunakan sebagai standar desain untuk sistem perpipaan gas alam pada beberapa fasilitas, seperti stasiun kompresor, fasilitas pengolahan gas, stasiun metering, dan  tangki penyimpanan. Rumus wall thickness menurut B31.8  dinyatakan sebagai berikut :

Dimana :
t = minimum design wall thickness, in.,
P = internal pressure in pipe, psi,
do = OD of pipe, in.,
SY = minimum yield stress for pipe, psi (Table 1),
F = design factor (Table 2),
E = longitudinal weld-joint factor (Table 3),
T = temperature derating factor (Table 4).

Tabel 1 SMYS


Tabel 1 SMYS (continued)


Tabel 2 (Design Factor)

Tabel 3 Longitudinal Weld Joint Factor


Tabel 4 (Temperature Derating Factor)






Nilai Design Factor (F) ditentukan berdasarkan kelas - kelas sebagai berikut :

Class I Location
adalah apabila dalam 1-mile section panjang pipa terdapat kurang dari sama dengan 10 bangunan yang dihuni manusia.

Class I, Division I Location
adalah Class I Location dimana nilai design factor nya adalah 0.72 > F<= 0.8  dan telah di hidrostatic test 1.25 X maximum operating pressure nya.

Class I, Division II Location
adalah Class I Location dimana nilai design factor nya F<= 0.72  dan telah di hidrostatic test 1.1 X maximum operating pressure nya.

Class II Location
adalah apabila dalam 1-mile section panjang pipa terdapat lebih dari 10, namun kurang dari 46 bangunan yang dihuni manusia. Ini termasuk daerah pinggiran di sekitar kota , kawasan industri, dan peternakan atau  perkebunan.

Class III Location
adalah apabila dalam 1-mile section panjang pipa terdapat lebih dari 46 bangunan yang dihuni manusia, kecuali jika syarat Class IV Location berlaku. Termasuk daerah perumahan di pinggir kota, mal, daerah pemukiman, daerah industri dan daerah lainnya yang yang tidak memenuhi persyaratan Class IV Location.

Class IV Location
adalah apabila dalam 1-mile section panjang pipa terdapat bangunan bangunan bertingkat, lalu lintas yang padat, dan banyak fasilitas-fasilitas bawah tanah.



















Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Pipe Wall Thickness Calculations (ASME B31.8)

1 comments:

  1. mas cara mencari cossorsion allowance untuk desain code b31.8

    ReplyDelete